Sepanjang sejarah, gunung telah dipuja sebagai tempat suci di berbagai agama dan budaya, yang sering kali melambangkan hubungan antara duniawi dan ilahi. Menjulang tinggi di atas lanskap, puncak-puncak megah ini menginspirasi rasa kagum dan kerendahan hati serta telah menjadi titik fokus untuk pemujaan, ziarah, dan mitologi. Apakah gunung-gunung tersebut diyakini sebagai rumah para dewa, tempat pencerahan, atau ambang spiritual, gunung-gunung suci beresonansi dalam dengan spiritualitas manusia. Daftar ini menelusuri lima gunung suci tersebut dari berbagai tradisi agama, yang disusun berdasarkan ukuran, dengan perpaduan unik sejarah, makna spiritual, dan keajaiban alam masing-masing gunung yang dijelaskan secara terperinci.
1: Gunung Everest (29.032 kaki)
Gunung Everest, yang menjulang setinggi 29.032 kaki, adalah puncak tertinggi di dunia dan memiliki makna sakral dalam agama Buddha dan Hindu Tibet. Terletak di jajaran pegunungan Himalaya di perbatasan Nepal dan Tibet, secara lokal dikenal sebagai “Chomolungma,” yang berarti “Dewi Ibu Dunia” dalam bahasa Tibet. Bagi umat Hindu, gunung ini merupakan bagian dari Himalaya yang lebih besar, yang sering diyakini sebagai kediaman Dewa Siwa, salah satu dewa utama. Bentuk Everest yang menjulang tinggi telah mengilhami legenda selama berabad-abad. Salah satu cerita menceritakan tentang yeti, manusia salju mistis yang diyakini oleh sebagian orang sebagai roh pelindung pegunungan, yang melindungi energi spiritualnya. Orang Sherpa menganggap Everest sebagai tempat suci, sering melakukan ritual sebelum ekspedisi apa pun, memanjatkan doa untuk memastikan perjalanan yang aman.
Meskipun menonjol dalam sejarah pendakian gunung modern, Gunung Everest memiliki konteks keagamaan dan budaya yang lebih tua. Peziarah melakukan perjalanan ke pangkalannya untuk bermeditasi dan terhubung dengan kehadirannya yang kuat, mencari pemurnian dan pembaruan. Puncak pertama yang dikonfirmasi pada tahun 1953 oleh Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay menarik perhatian global, tetapi penduduk setempat terus menekankan penaklukan spiritual daripada fisiknya. Banyak Sherpa menggambarkan pendakian ke puncak Everest sebagai “meminta izin” dari sang dewi sendiri. Menariknya, biara-biara Buddha Tibet yang mengelilingi wilayah tersebut melakukan upacara tahunan untuk menghormati keilahian gunung tersebut.
2: Gunung Kailash (21.778 kaki)
Gunung Kailash, yang menjulang setinggi 21.778 kaki, dianggap sebagai salah satu puncak paling suci dalam agama Hindu, Buddha, Jainisme, dan Bon (agama Tibet). Terletak di wilayah terpencil pegunungan Trans-Himalaya Tibet, Kailash diyakini sebagai Gunung Meru yang mistis, pusat alam semesta dalam kosmologi Hindu. Bagi umat Hindu, gunung ini adalah tempat tinggal Dewa Siwa, tempat ia bermeditasi dalam kedamaian abadi bersama istrinya, Parvati. Umat Buddha memuja Kailash sebagai rumah Demchok, dewa yang dikaitkan dengan kebahagiaan tertinggi. Umat Jain percaya bahwa di sanalah Tirthankara pertama mereka mencapai pembebasan, sementara para pengikut Bon menganggapnya sebagai pusat kekuasaan pendiri mereka.
Meskipun penting, pendakian Gunung Kailash dilarang keras demi menghormati kesuciannya. Sebagai gantinya, para peziarah melakukan “kora” atau mengelilingi kaki gunung sejauh 32 mil yang menantang, dengan keyakinan bahwa hal itu akan menyucikan dosa dan mempercepat pencerahan. Salah satu kisah yang sangat menarik berasal dari orang suci Tibet abad ke-11, Milarepa, yang menurut legenda, mengalahkan seorang dukun Bon dalam kontes sihir untuk mengklaim gunung itu bagi agama Buddha. Puncaknya tetap tak tersentuh, dan masih ada cerita tentang makhluk ilahi yang melindungi kemurniannya. Simetri Gunung Kailash, dengan bentuk piramida yang hampir sempurna, juga telah menimbulkan spekulasi bahwa gunung itu merupakan ciptaan dari dunia lain.
3: Gunung Fuji (12.388 kaki)
Gunung Fuji, dengan ketinggian 12.388 kaki, merupakan puncak gunung berapi ikonik Jepang dan simbol keindahan serta spiritualitas. Terletak di Pulau Honshu, sekitar 60 mil di barat daya Tokyo, gunung ini dianggap suci bagi Shintoisme dan Buddha. Penganut Shinto percaya bahwa dewi Konohanasakuya-hime bersemayam di dalam gunung, sementara penganut Buddha memandang Fuji sebagai gerbang menuju pencerahan. Puncak yang simetris dan tertutup salju ini telah menjadi objek inspirasi artistik dan puitis selama berabad-abad. Pada zaman dahulu, orang-orang percaya bahwa Gunung Fuji merupakan portal yang menghubungkan surga dan bumi.
Tradisi mendaki Gunung Fuji sudah ada sejak lebih dari seribu tahun lalu. Para peziarah masih mendaki gunung tersebut selama musim panas, melantunkan doa dan meninggalkan sesaji. Di puncaknya, terdapat kawah gunung berapi yang dikenal sebagai “Delapan Puncak Suci” yang dipuja. Sebuah legenda terkenal menceritakan tentang seorang pria yang bermimpi tentang sebuah gunung megah tempat ia dapat mencapai kemurnian spiritual; mimpi ini menuntunnya ke Fuji. Kuil-kuil di sekitar gunung, seperti Kuil Sengen, menyelenggarakan ritual untuk menghormati kehadiran ilahinya. Sejarah letusan Fuji—terakhir terjadi pada tahun 1707—menambah lapisan penghormatan, karena penduduk setempat mengaitkan aktivitasnya dengan peringatan para dewa. Saat ini, Fuji terus menginspirasi jutaan pengunjung sebagai keajaiban alam dan simbol suci.
4: Gunung Sinai (7.497 kaki)
Gunung Sinai, yang tingginya 7.497 kaki, memiliki makna yang sangat penting dalam agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Terletak di Semenanjung Sinai, Mesir, secara tradisional gunung ini dikenal sebagai tempat di mana Nabi Musa menerima Sepuluh Perintah Allah. Selama berabad-abad, para peziarah telah mendaki lerengnya yang terjal, mengikuti “Jalan Nabi Musa” hingga ke puncaknya, di mana sebuah kapel dan masjid kecil berdiri sebagai simbol pentingnya gunung ini secara spiritual. Dalam Alkitab, Gunung Sinai digambarkan diselimuti api, asap, dan guntur ketika Nabi Musa naik untuk berkomunikasi dengan Tuhan.
Satu kisah menarik terkait dengan biara di kaki gunung: Biara Saint Catherine, yang dibangun pada abad ke-6, adalah salah satu biara Kristen tertua yang masih berfungsi di dunia. Situs UNESCO ini menyimpan manuskrip kuno, ikon, dan “Semak Terbakar” yang diyakini sebagai tempat Tuhan berbicara kepada Musa. Tradisi Islam juga menghormati Sinai, mengaitkannya dengan perjalanan malam Nabi Muhammad. Para pendaki saat ini sering mendaki gunung pada malam hari untuk menyaksikan matahari terbit yang menakjubkan, momen yang dianggap mengubah kehidupan spiritual.
5: Gunung Athos (6.670 kaki)
Gunung Athos, yang berada pada ketinggian 6.670 kaki, terletak di semenanjung di Yunani utara dan dikenal sebagai “Gunung Suci.” Gunung yang dihuni secara eksklusif oleh para biarawan ini telah menjadi pusat penting Kekristenan Ortodoks Timur selama lebih dari satu milenium. Gunung ini memiliki 20 biara dan ribuan pertapaan, banyak yang bertengger di tebing yang berbahaya. Legenda mengklaim bahwa Perawan Maria memberkati Gunung Athos selama pelayarannya ke Siprus, dan menyatakannya sebagai taman duniawinya. Sejak saat itu, wanita dilarang masuk, menjaga kesucian kehidupan biara di sana.
Banyak cerita tentang para petapa yang mengalami penglihatan tentang makhluk-makhluk ilahi di puncak Athos. Keterpencilan spiritual di gunung ini telah menjadikannya tempat peristirahatan bagi mereka yang mencari persekutuan langsung dengan Tuhan, bebas dari gangguan duniawi. Para peziarah yang berkunjung harus mendapatkan izin khusus, dan keindahan alam yang tak tersentuh meningkatkan suasana dunia lain.